Kusuka Jadi Andalan Nelayan Pesisir Kalsel

750 x 100 AD PLACEMENT

Memasuki Oktober cuaca di perairan laut mulai kurang bersahabat yang ditandai dengan ombak besar, angin kencang dan hujan, bahkan acapkali disertai badai. Para nelayan menyebutnya musim barat. Cuaca buruk yang biasanya berlangsung hingga bulan April ini justru disukai para nelayan karena pada periode ini hasil tangkapan ikan berlimpah dan harganya tinggi.

Termasuk para nelayan di sejumlah daerah pesisir Provinsi Kalimantan Selatan, mereka telah mempersiapkan peralatan tangkap mereka menyambut musim barat. “Saat ini cuaca memasuki musim barat, waktunya para nelayan menangkap ikan dan biasanya hasil tangkapan melimpah, harganya pun mahal,” kata Zainal, Ketua Ikatan Nelayaan Saijaan (INSAN) Kabupaten Kotabaru.

Hanya saja para nelayan masih menghadapi berbagai masalah diantaranya sulitnya mendapatkan BBM bersubsidi untuk operasional melaut serta minimnya fasilitas penunjang kegiatan nelayan seperti dermaga dan tempat pelelangan ikan.

750 x 100 AD PLACEMENT

Fasilitas Kartu Pelaku Usaha Perikanan (Kusuka) menjadi andalan dan cukup banyak membantu para nelayan, meski jauh dari kebutuhan ideal BBM nelayan. Di sisi lain masih banyak nelayan yang belum mendapatkan kartu Kusuka. Kartu ini menjadi andalan nelayan untuk membeli BBM dengan harga subsidi.

Kusuka merupakan kartu identitas tunggal pelaku usaha kelautan dan perikanan di Indonesia yang dikeluarkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (KKP RI). Nelayan, pembudidaya ikan, pengolah ikan, pemasar ikan hingga petambak garam berhak memiliki kartu ini.

“Sejak dulu masalah dihadapi nelayan adalah kuota BBM bersubsidi untuk nelayan yang terbatas sehingga banyak nelayan terpaksa membeli solar di luar SPBN dengan harga tinggi atau mencampur solar dengan oli untuk menghemat biaya,” kata Zainal yang juga menjabat Wakil Ketua II Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kalsel ini.

Ada 1.750 orang nelayan yang tergabung dalam INSAN Kotabaru, dimana setiap nelayan mendapatkan kuota pembelian BBM solar subsidi dengan kartu Kusuka sebanyak 175 liter perbulan. Padahal kebutuhan nelayan terutama saat musim melaut seperti musim barat ini diperkirakan mencapai 500 liter.

750 x 100 AD PLACEMENT

Kabupaten Kotabaru dan Tanah Laut yang perairannya berbatasan langsung dengan laut Jawa menjadi penghasil utama ikan laut di Kalsel.

17 SPBN Layani Kebutuhan BBM Nelayan

BBM menjadi komponen biaya operasional terbesar bagi nelayan tangkap yang mencapai 50-70 persen.
“Ketersediaan BBM yang memadai dari sisi harga dan akses untuk mendapatkannya, sangat dibutuhkan bagi nelayan. Saat ini ada 17 SPBN yang melayani kebutuhan BBM bagi nelayan di Kalsel,” kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kalsel, Rusdi Hartono.

Dikatakan Rusdi pihaknya berharap pemerintah dan pertamina dapat meningkatkan kuoata BBM subsidi bagi nelayan, termasuk penambahan jumlah SPBN. Berdasarkan data Dinas Kelautan dan Perikanan Kalsel, tercatat ada 42.731 orang nelayan yang tersebar di enam daerah pesisir meliputi Kota Banjarmasin, Kabupaten Banjar, Barito Kuala, Tanah Laut, Tanah Bumbu dan Kotabaru.

750 x 100 AD PLACEMENT

Kabupaten Kotabaru dengan jumlah nelayan terbanyak mencapai 20.532 orang, disusul, Tanah Laut 8.175 orang dan Tanah Bumbu 7.702 orang nelayan. Namun baru separuh nelayan yang memiliki kartu Kusuka yaitu sebanyak 22.624 orang nelayan.

Sementara untuk kuota BBM subsidi yang disediakan pemerintah hanya 15 persen dari kebutuhan ideal BBM nelayan. Yaitu 1.473 kilo liter perbulan dari kebutuhan 9.806 kilo liter atau 117.672 kilo liter pertahun. Mayoritas nelayan di Kalsel adalah nelayan tradisional dengan didominasi peralatan tangkap dan kapal di bawah 5 GT. (L03)

750 x 100 AD PLACEMENT
Anda mungkin juga menyukai :