Dok.BPBD
BANJARBARU, – Jalan lintas di kaki Pegunungan Meratus yang menghubungkan Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan Tanah Bumbu di Kalimantan Selatan kembali longsor, akibat tingginya curah hujan dalam beberapa waktu terakhir.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tanah Bumbu, longsor terjadi pada ruas jalan Kandangan-Batulicin tepatnya di Desa Emil Baru RT 03
Kecamatan Mantewe, pada Selasa (18/6). “Longsor disebabkan curah hujan yang tinggi di daerah pegunungan. Longsor memakan separuh badan jalan, sehingga jalan tidak bisa dilalui kendaraan besar (truk),” kata Kepala BPBD Tanah Bumbu, Sulhadi dalam laporan kebencanaannya, Kamis (20/6).
Longsor berdampak pada terganggunya arus transportasi jalan trans Batulicin-Kandangan. “Saat ini jalan hanya dapat dilalui kendaraan roda dua dan mobil kecil melewati bahu jalan. Kita telah melakukan koordinasi dengan Balai Jalan Wilayah III, PUPR dan pihak Muspika terkait penanganan longsor, serta menghimbau warga agar berhati-hati saat melintas di lokasi terjadinya longsor,” ujar Sulhadi.
Bencana longsor di kawasan ini memang rawan terjadi, mengingat jalur jalan yang membelah lereng dan tebing sepanjang lebih 100 kilometer. Sebelumnya longsor terjadi pada Sabtu (11/5) tengah malam di dua lokasi yaitu Desa Gunung Raya Km 73 (Gunung Sabuk) dan Desa Emil Baru Km 80 di Kecamatan Mantewe, Kabupaten Tanah Bumbu.
Pada akhir April 2024 longsor juga terjadi di lokasi yang sama Desa Gunung Raya Km 73.
Pada bagian lain, kondisi cuaca buruk berupa tingginya curah hujan menyebabkan tinggi air Sungai Kusan di Tanah Bumbu kembali meningkat dan dalam status siaga. Kepala BPBD Kalsel, R Suria Fadliansyah mengatakan pihaknya terus memantau kondisi kenaikan debit Sungai Kusan yang dikhawatirkan akan meluap.
Pada awal Juni lalu, 39 desa pada delapan kecamatan di Tanah Bumbu dilanda banjir besar dengan jumlah warga terdampak banjir mencapai lebih 5 ribu keluarga atau 20 ribu jiwa. Sementara kondisi sejumlah sungai dan bendung di wilayah bagian tengah Kalsel atau sering disebut daerah Banua Enam juga dalam status siaga III dan IV seiring masih tingginya curah hujan yang turun di wilayah tersebut. (L03)