Sebanyak 400 bibit pohon, termasuk Kerai Payung, Matoa, Mahoni, Beringin, dan Angsana, ditanam pada kegiatan ini. Jenis-jenis pohon tersebut dipilih karena kemampuan mereka dalam menyerap karbon dioksida dan memberikan manfaat ekologis lainnya. Diperkirakan, pohon-pohon ini mampu menyerap hingga 112,03 ton karbon dioksida per tahun sekaligus mempercantik lanskap kota.
Jakarta saat ini memiliki ruang terbuka hijau seluas 3.881,49 hektar atau sekitar 5% dari total wilayahnya, jauh dari standar ideal 30%. Menteri Hanif menyampaikan tiga strategi utama untuk memperluas ruang terbuka hijau di berbagai wilayah: pemanfaatan lahan berfungsi lindung seperti sempadan sungai dan danau, pengaturan kebijakan ruang hijau di kawasan industri dan perumahan, serta pemberian insentif kepada masyarakat yang mempertahankan lahannya sebagai ruang terbuka hijau.
Ruang terbuka hijau juga menjadi elemen penting dalam Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH). Berdasarkan data 2023, cakupan ruang terbuka hijau di Indonesia baru mencapai rata-rata 0,01%-27% dari luas wilayah kabupaten/kota. Upaya ini menjadi langkah strategis untuk mendukung pencapaian target IKLH nasional 2025-2029, yang memerlukan kolaborasi dari berbagai pihak secara konsisten dan berkesinambungan.
“Langkah kecil yang kita ambil hari ini adalah warisan bagi generasi mendatang. Menanam pohon bukan hanya tentang memperbaiki kualitas udara, tetapi juga tentang menciptakan kota yang lebih hijau dan berkelanjutan. Mari kita jadikan ini sebagai bagian dari gaya hidup,” ujar Menteri Hanif, dikutip dari siaran pers KLHK.
Acara ini menjadi simbol komitmen bersama untuk mewujudkan lingkungan yang lebih baik sekaligus mendukung target pembangunan berkelanjutan yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Diharapkan, semangat yang sama dapat terus berlanjut dalam setiap upaya pelestarian lingkungan ke depannya.(L04)