BANJARMASIN, – Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan menggelar Festival Gerbang Nusantara dan Peluncuran Kamus Digital Bahasa Banjar sebagai bagian upaya mensukseskan program jalur rempah nusantara dan penguatan poros maritim.
Pembukaan Festival Gerbang Nusantara dan peluncuran kamus digital bahasa Banjar ini bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi. Kegiatan ini digelar di Gedung Mahligai Pancasila Banjarmasin, Senin (26/8).
“Kegiatan bertujuan untuk mempromosikan dan melestarikan seni dan budaya di nusantara termasuk Kalsel. Sebagai media memperkenalkan produk lokal dan ekonomi kreatif, serta mensukseskan program jalur rempah nusantara,” ungkap Sekretaris Dinas Pendidikan Kalsel, Hadly Rosyadi.
Ada sejumlah acara yang digelar berupa rangkaian Festival Gerbang Nusantara di Kalsel antara lain Festival Bumi Lambung Mangkurat bertema Menggali Kembali Jalur Rempah di Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin. Kemudian Festival Budaya Meratus yang menampilkan keragaman budaya tradisional Dayak Meratus baayun maulid dan kuliner, serta Pekan Budaya Banua dan Kalsel Expo.
Direktur Pemanfaatan dan Pengembangan Kebudayaan, Kemendikbud Ristek, Irini Dewi Wanti mengatakan Festival Jalur Rempah Nusantara merupakan salah satu program prioritas Kemendikbud Ristek yang dimulai sejak tahun 2015. “Program ini bertujuan untuk mengaktivasi kembali sejarah jalur rempah nusantara dan bagian mengangkat poros maritim,” tuturnya.
Menurut Irini Dewi berbicara masalah kemaritiman maka ada banyak hal yang harus dilakukan dan dibenahi karena budaya kemaritiman sudah tergerus dan ditinggalkan. Kepedulian masyarakat dengan laut dan sungai semakin luntur. “Perlu adanya komitmen pemerintah daerah dan keterlibatan seluruh elemen masyarakat tentang pentingnya jalur rempah, menggali, mengembangkan dan melestarikan,” ujarnya.
Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM Kalsel, Khusnul Khatimah mengatakan keberadaan seni dan budaya di daerah menghadapi banyak tantangan terutama di kalangan generasi muda. “Akibat modernisasi dan perkembangan teknologi keberadaan seni dan budaya jadi terkikis oleh budaya luar. Perlu kolaborasi semua pihak untuk menggali dan melestarikan seni budaya,” ujarnya. (L03)